RESILIENSI PADA KORBAN BULLYING

Abstract

Menurut data KPAI yang tercatat dalam rentang waktu 9 tahun terakhir, mulai dari tahun 2011 sampai 2020, kasus bullying masih saja menjadi tren yang terus meningkat hingga mencapai angka 2.473 kasus yang terlapor, diantara 37.381 kasus pengaduan kekerasan terhadap anak. Hal tersebut sering terjadi pada kalangan remaja usia sekolah menengah. Banyaknya kasus tersebut menunjukkan bahwa kenaikan jumlah kasus bullying berbanding lurus dengan kenaikan jumlah korban bullying yang berasal dari remaja. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk melindungi korban bullying, terutama upaya yang dapat dilakukan oleh diri sendiri. Kemampuan seseorang untuk bisa melindungi diri serta menghadapi segala permasalahan berat yang terjadi dalam hidup, hingga mampu bertahan dan beradaptasi dalam keadaan tertekan dan penuh kesengsaraan disebut resiliensi. Resiliensi yang dimiliki oleh korban bullying berfungsi sebagai upaya menurunkan jumlah kasus bullying yang terjadi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor penguat resiliensi korban bullying pada siswa Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakan yang menyajikan data dari berbagai literatur dengan menganalisis data sesuai dengan fokus penelitian. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa resiliensi seorang remaja korban bullying dapat mengalami peningkatan jika terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal individu meliputi kekuatan dari dalam diri individu yakni seperti regulasi emosi, optimisme, self efficacy, religiusitas, problem solving, pencapaian, dan penerimaan diri. Sedangan faktor eksternal meliputi dukungan keluarga berupa pola asuh, karakteristik keluarga, dan dukungan instrumental. Selain itu aspek lain yang menjadi faktor eksternal adalah dukungan sosial dari teman, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Kata Kunci: faktor – faktor resiliensi , resiliensi korban bullying